Senin, 25 Mei 2009
SBY Belasungkawa Korban Hercules
Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga ikut mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas peristiwa tersebut. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono berharap keluarga yang ditinggalkan bisa lapang dada, tabah terhadap cobaan yang mendera ini. Beliau juga mengatakan bahwa kejadian ini bukan karena kelalaian anggota AU tetapi hanyalah sebuah musibah. Ada keluarga korban yang tidak sanggup membayar biaya pengantaran jenasah keluarganya yang menjadi karena mereka tidak mampu. Dari pihak keluarga meminta AU dan Pemerintah ikut menanggung biaya pengantaran jenasah bagi yang tidak mampu.
Rabu, 22 April 2009
gudang pantun
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Ikan belanak hilir berenangBurung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
EYD bahasa Indonesia
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah".